1 Mebayuh yang bersifat reguler atau berkelanjutan yang dilaksanakan setiap perubahan status, misalnya dari staus anak - anak menjadi remaja, dari status remaja menjadi dewasa (menikah), dari status dewasa menjadi orang tua, dan dari status menjadi orang tua menjadi kakek atau nenek.
2. Mebayuh yang dilaksanakan karena kondisi tertentu, misalnya kelainan jiwa, terkena kesakitan, sering menemui ala atau kecelakanaan dan hala - hal yang bersifat marabahaya lainnya.
Di Desa Pikat ada seorang Pemangku yang bernama Jro Mangku Sumiata yang memiliki Lontar tentang upacara bayuh Oton. Tiap hari ada saja warga Desa Pikat yang datang untuk menanyakan / mewacakang tentang upacara bayuh oton dan apa saja yang harus dilakukan saat mebayuh oton. Misalnya di kehidupan terdahulu orang yang akan di bayuh oton tersebut mempunyai janji yang belum terbayarkan maka melalui proses pewacakan akan diketahui hal tersebut, selain itu lewat pewacakan pula diketahui jenis upakara yang harus disiapkan dalam upacara bayuh oton.
1. Menyatakan terima kasih kepada Sanghyang Widhi karena roh diperkenankan lahir kembali (re-inkarnasi) menjadi manusia. Kitab suci Sarasamuscaya VI.4 menyatakan : “Apan iking dadi wang, utama juga ya, nimitaning mangkana, wenang ya tumulung awaknya sangkeng sangsara, makasadhanang subhakarma, hinganing kottamaning dadi wang ika”. Terjemahannya : Menjelma menjadi manusia itu adalah sungguh-sungguh utama; sebab demikian, karena ia dapat menolong dirinya dari keadaan sengsara (lahir dan mati berulang-ulang) dengan jalan berbuat baik; demikianlah keuntungannya dapat menjelma menjadi manusia.
2. Dalam Lontar Wrhaspati Tattwa disebutkan bahwa manusia mempunyai tiga “badan” : stula sarira, suksma sarira, dan duta karana sarira. Setiap manusia wajib memelihara ketiga badan ini dengan baik agar dapat mencapai mokshartam jagaditaya ca iti dharmah. Stula sarira dipelihara dengan menjaga kesehatan dan vitalitas. Suksma sarira dipelihara dengan melaksanakan upacara-upacara manusa-yadnya. Dan bila stula sarira dan suksma sarira dalam kondisi “sehat” maka dengan sendirinya duta karana sarira akan sehat pula. Salah satu upacara manusa-yadnya adalah otonan.
Dewasa ini upacara mebayuh tidak hanya dilakukan oleh warga lokal bali saja, akan tetapi sudah banyak turis-turis yang liburan ke Bali melakukan upacara bayuh oton.(@merta81)
Komentar
Posting Komentar