Langsung ke konten utama

Megibung Massal Nyangra Ngusaba Nini ring Desa Pakraman Pikat


Desa Pikat, Klungkung - Warga Banjar Adat Intaran Buug Desa Pakraman Pikat, Desa Pikat, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung - Bali menggelar Tradisi Megibung (makan bersama) di lapangan umum desa pikat dalam Rangka Upacara Ngusaba Nini di Pura Puseh Desa Pakraman Pikat, pada Minggu (23/9/2018) sore.
Tradisi yang rutin digelar setiap dua tahun ini dilaksanakan seusai pelaksanaan pembuatan upakara Ulam Banten di Balai Banjar Intaran Buug.


Dimana, seluruh warga banjar adat Intaran Buug duduk bersila saling berhadapan di halaman di Lapangan Umum Desa Pikat untuk menikmati hidangan makanan yang telah disediakan secara bersama-sama.



Dari pantauan di lokasi, tradisi Megibung ini juga dihadiri oleh Jro Bendesa Pakraman Pikat, I Ketut Mandia, SE serta Kelihan Banjar Adat Intaran Buug.

Kelihan Banjar Intaran Buug, I Gede Suardika Dyana mengatakan, tradisi Megibung ini telah dilaksanakan secara turun temurun sejak ratusan tahun yang lalu. Makna dari tradisi ini sebut Gede adalah mensyukuri kenikmatan yang telah diberikan oleh Ida Sanghyang Widhi Wasa.
"Nah untuk meluapkan rasa syukur ini setelah Selesai membuat Ulam Banten untuk upacara Pengusabaan kami melakukan makan bersama atau kalau di Bali biasanya disebut dengan Megibung" ucapnya.


Gede pun mengungkapkan, juga diikuti oleh warga banjar adat Intaran Buug yang berdomisili didesa Pikat saja.
Namun juga dihadiri oleh warga Banjar adat intaran buug yang tinggal diluar desa Pikat , mereka menyempatkan diri untuk pulang kampung untuk ikut andil dalam kegiatan membuat ulam banten untuk Pengusabaan.

"Nyame kami yang berdomisili diluar desa pikat juga kami ajak dalam kegiatan ini, Ini bukti bahwa hidup menyame beraya tidak hanya dari ucapan saja, tapi ini lah bentuk dari hati kita menyatakan bahwa perbedaan itu indah. Kegiatan ini adalah bentuk tali silaturahmi sebagai perekat kami menyame beraya antar intern warga banjar adat intaran buug juga antar sesama warga desa pakraman pikat," jelasnya.


Megibung di banjar adat intaran buug sejatinya sudah sering dilaksanakan dalam berbagai kegiatan semisal dalam acara perkawinan, pengabenan massal dan dalam acara -acara adat lainnya. Namun spesial kali ini untuk pertama kalinya warga banjar adat intaran buug melaksanakan megibung di lapangan umum desa pikat dikarenakan banyaknya warga yang datang dalam kegiatan pembuatan ulam banten yang diperkirakan lebih dari 400 orang dan balai banjar tidak cukup untuk menampung, maka para prajuru banjar adat intaran buug memilih lapangan umum desa pikat sebagai lokasi megibung kali ini. 

Makanan yang dihidangkan untuk lauknya adalah hasil olahan dari daging babi seperti sate lilit, lawar dan sayur ares, sedangkan untuk nasi disiapkan oleh ibu - ibu PKK banjar adat intaran buug.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

NAMA - NAMA BINATANG DALAM BAHASA BALI

Adan-adan buron 1.    Panak Jaran madan bebedag 2.    Panak kambing madan wiwi 3.    Panak meng madan tai 4.    Panak bojog madan apa 5.    Panak sampi madan godel 6.    Panak bebek madan memeri 7.    Panak siap madan pitik 8.    Panak bikul madan nyingnying 9.    Panak bangkung madan kucit 10.    Panak cicing madan kuluk/konyong 11.    Panak kakul madan picipici 12.    Panak penyu madan tukik 13.    Inan lindung madan kodes 14.    Panak capung madan blauk 15.    Celeng ane kaliwat wayah kanti pesu caling madan bangkal 16.    Inan pitike madan pangina 17.    siap ane muani suba wayah madan manuk 18.    yuyu di pasihe madan cangking 19.    kakul di pasihe madan omang-omang 20. Pa nak Maca...

Perjalanan Diri

 Perjalanan menuju Harmonisasi Diri  1. #SUGIHAN_TENTEN #Buda_Pon_Sungsang ,.Disebut Sugihan Tenten karena merupakan hari Ngentenin atau  Memperingatkan, mengingatkan umat manusia bahwa sebelum Kemenangan Dharma tiba, Sang Bhuta Tiga akan hadir untuk menggoda umat manusia. 2. #SUGIHAN_JAWA   #Wrahaspati_Wage_Sungsang disebut SUGIHAN JAWA berasal dari dua kata ;      SUGI  memiliki arti bersih, suci.      JAWA ( Jaba ) yang artinya luar.  Sugihan Jawa adalah hari sebagai Pabersihan /Penyucian segala sesuatu yang berada di luar diri manusia (Bhuana Agung).  Pada hari ini melaksanakan upacara yang disebut #Mererebu atau #Mererebon. Upacara Ngerebon ini dilaksanakan dengan tujuan untuk Nyomia / menetralisir segala sesuatu yang Negatif yang berada pada Bhuana Agung disimbolkan dengan pembersihan Sanggah /Merajan, dan Rumah.  3. #SUGIHAN_BALI #Sukra_Kliwon_Sungsang disebut Sugihan Bali memiliki makna yaitu penyucian/pembers...

NAMA - NAMA BHUTA KALA

Menurut Lontar Siwa Gama, kata Bhuta berasal dari suku “BHU” yang berarti menjadi, ada, gelap, berbentuk, mahluk. Kemudian berkembang menjadi “BHUTA” yang artinya telah diwujudkan. Sedangkan untuk kata “KALA”, berarti energi, waktu. Sehingga kata BHUTA KALA artinya adalah energi yang timbul dan mengakibatkan kegelapan. Bhuta Kala sering diwujudkan dalam bentuk iblis dengan rupa menyeramkan . Dalam Lontar Purwa Bhumi Kemulan, disebutkan nama-nama Bhuta Kala yang diciptakan dari yoga Bhatari Durga yang menghuni seluruh tempat, antara lain : . - Singha Kala di tanah - Kala Wisesa di langit - Bhuta Lamis di batu - Wisnu Pujut di malam hari - Bangbang Pita di siang hari - Kala Nundang di jalan - DoraKala di pintu gerbang - Hyang Maraja di halaman - Bhuta suci di sanggar - Bhuta Sayah di Bale agung - Kala Graha di Kuburan - Bhuta Ngadang di persimpangan jalan - Kala Dungkang di bebaturan - Bhuta Duleg di bawah tempat tidur - Bhuta Ndelik di bilah-bilah bambu galaran - Bh...