Langsung ke konten utama

CATUR BHUJANGGA



Kenapa Catur Bhujangga Bali Mula memakai Simbul Kayu.........? Anak dapet sube keto,  mula keto, keto kone....!  Pas.

Catur Bhujangga memiliki arti yang begitu sangat utama yang selama 1000 tahun lebih membungkus Jati dirinya dengan Simbul Kayu,
Kenapa....? Karena hal tersebut sangatlah prinsip,  untuk menghidari segala bentuk Upadrawa /kewalat  dari kesalahan patal yang di akibatkan kesombongan hati dan prilaku para Pararthi Senthananya. hal tersebut lah yang menjadi dasar pertimbangan  kenapa  gelar ke Agungan sejatinya di bungkus dengan bahasa Pluta atau Istilah.
Namun di era sekarang ini sangatlah perlu di ketahui  kebenaran tentang  Leluhurnya  oleh Para Warih bliau di manapun keberadaannya  biar tidak tenggelam dalam kebingungan, kebingbangan dan keraguan untuk mengakui Jati dirinya sebagai Warih Sira Sang Catur ,  Bhujangga Sakti /Bhagawan Cri Agni Jaya Sindhi atau Mpu Khamareka, /Kayuselem. Karena dari perpaduan  Samyoga bliau atau Mpu Khamareka  dengan Dedari Kuning / Maha Dewi ( Ratu Sakti Kerebing Jagat )   terlahir lah Tiga kekuatan dalam satu kesatuan wujud yaitu Agni Jaya Mahireng (Brahma,  Siwa dan Wisnu / Tripurusa sakti  Tunggal / Sanghyang Tiga sakti Tunggil), yang di sebut Kembar Buncing yaitu :
Ki Kayu Ireng dan Ni Ayu Cemeng.
Ki : Tua /Mulia .Brahmana / Brahma,
Kayu : Kayun / hyun /Yoga /Siwa, 
Ireng artinya Wisnu.

Ni : Yoni / Sinar /Cahaya dsb
Ayu : Luwih /Mulia
Cemeng : Putih kehitaman : Siwa murti / wisnu murti/sakti.

Dari pertemuan /Samyoga Putra bliau ini atau  yang di sebut Kembar Buncing, yang juga berarti Ardha Nareswari, dari kembar buncing inilah melahirkan empat putra putra yang di simbulkan dengan pepohonan yang memiliki arti sangat utama (filsafat hidup). Seperti :  Badengan dengan simbul  Pohon Wandira dan Cempaka Hitam,  Celagi,  Kayuan dan Taru Menyan /Trunian. Ke empat putra bliau yang di simbulkan Kayu  inilah yang sesunguhnya merupakan  Simbul cikal bakal dari awal kehidupan di bhumi bali / sebagai orang orang bali purwa /purba / Bali Mula yang hidup dan berkehidupan  di daerah pegunungan yang juga di juluki  Bali Aga.

Dan yang di maksud Catur Bhujangga yaitu  adalah   Siwa sendiri, karena hanya bliau yang di simbulkan sebagai Dewa yang  memiliki empat tangan / Catur Bhujangga yang berkedudukan di Tengah / Madya Luhur.
Catur : Empat (4).
Bhuja : Suci / Siwa /Tangan
Angga : Tubuh /Sarira / Badan.

Catur Bhujangga : Sarira /Tubuh Suci yang Bertangan empat,  bliaulah Siwa sang Catur bhuja tersebut, yang juga di sebut dengan Padadan kata Bhagavan yang berarti kemampuan tiada batas. 

perwujud dari empat tangan bliau yang  menentukan arah dan aturan (sepat siku siku),  di empat penjuru arah inilah  yang menjadi ligam - linggamnya Sang   Catur Sanak Bhujangga, atau putra - putra adnyana bliau seperti yaitu Badengan / Cempaka Hitam / Ratuning Taru  /Wisnu Yoga . Wandira ireng  atau Beringin hitam yang bermakna Kalpa Wreksa (Simbul sumber Pengetahuan).

Badengan  adalah Wujud dari Siwa Wisnu : Lingga atau gunung dan Air,, Badengan juga artinya. : warna hitam yang identic dengan makna Khresna warna atau Wisnu sebagai dewa air,  dan warna Air identik dengan warna putih bening dan warna Putih adalah simbul kesucian atau  Siwa merupakan simbul gunung sebagai Lingga acala Semestha.

Celagi adalah Siwa Maha dewa / Satria Brahmana

Kayuan  : Kahayuan / Kayun / Kedamaian hati adalah Siwa Yogi Swara /Pertapa Agung.

Taru Menyan :  Taru = Kayu : Kayun /hyun / Yoga , dan Menyan : Madu / Masyur / Harum.
Jadi Taru Menyan  adalah Siwa Guru / Siwa
Brahmana 

Kedudukan Dari empat penjuru arah inilah yang di kenal dengan sebutan Ratu Kangin,  Ratu Kauh, Ratu Kaja, Ratu Kelod dan di Tengah adalah Sangyang Tripurusa Tunggaling Tunggil atau Madya Luhur.

Jadi jelaslah sudah ke empat  gelar kayu  tersebut yang sesungguhnya bukanlah Kayu biasa  atau pepohonan seperti apa yang kita lihat dan fikirkan selama ini , serta berkembang di masyarakat dengan berbagai mitos.  Namun  Lencana Kayu tersebut hanyalah sebagai pinget atau pengingat kepada warih bliau agar mudah mengingat bahwa gelar Kayu adalah merupakan petinget pada orang" Bali purwa / purba  yang di warihkan oleh Bliau ( Mpu Khamareka). 

Kirang langkung ampurayang, ketambetan tityang ,yen wenten arsa dagingin malih mangden jangkep. Rahayu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

NAMA - NAMA BINATANG DALAM BAHASA BALI

Adan-adan buron 1.    Panak Jaran madan bebedag 2.    Panak kambing madan wiwi 3.    Panak meng madan tai 4.    Panak bojog madan apa 5.    Panak sampi madan godel 6.    Panak bebek madan memeri 7.    Panak siap madan pitik 8.    Panak bikul madan nyingnying 9.    Panak bangkung madan kucit 10.    Panak cicing madan kuluk/konyong 11.    Panak kakul madan picipici 12.    Panak penyu madan tukik 13.    Inan lindung madan kodes 14.    Panak capung madan blauk 15.    Celeng ane kaliwat wayah kanti pesu caling madan bangkal 16.    Inan pitike madan pangina 17.    siap ane muani suba wayah madan manuk 18.    yuyu di pasihe madan cangking 19.    kakul di pasihe madan omang-omang 20. Pa nak Maca...

Perjalanan Diri

 Perjalanan menuju Harmonisasi Diri  1. #SUGIHAN_TENTEN #Buda_Pon_Sungsang ,.Disebut Sugihan Tenten karena merupakan hari Ngentenin atau  Memperingatkan, mengingatkan umat manusia bahwa sebelum Kemenangan Dharma tiba, Sang Bhuta Tiga akan hadir untuk menggoda umat manusia. 2. #SUGIHAN_JAWA   #Wrahaspati_Wage_Sungsang disebut SUGIHAN JAWA berasal dari dua kata ;      SUGI  memiliki arti bersih, suci.      JAWA ( Jaba ) yang artinya luar.  Sugihan Jawa adalah hari sebagai Pabersihan /Penyucian segala sesuatu yang berada di luar diri manusia (Bhuana Agung).  Pada hari ini melaksanakan upacara yang disebut #Mererebu atau #Mererebon. Upacara Ngerebon ini dilaksanakan dengan tujuan untuk Nyomia / menetralisir segala sesuatu yang Negatif yang berada pada Bhuana Agung disimbolkan dengan pembersihan Sanggah /Merajan, dan Rumah.  3. #SUGIHAN_BALI #Sukra_Kliwon_Sungsang disebut Sugihan Bali memiliki makna yaitu penyucian/pembers...

NAMA - NAMA BHUTA KALA

Menurut Lontar Siwa Gama, kata Bhuta berasal dari suku “BHU” yang berarti menjadi, ada, gelap, berbentuk, mahluk. Kemudian berkembang menjadi “BHUTA” yang artinya telah diwujudkan. Sedangkan untuk kata “KALA”, berarti energi, waktu. Sehingga kata BHUTA KALA artinya adalah energi yang timbul dan mengakibatkan kegelapan. Bhuta Kala sering diwujudkan dalam bentuk iblis dengan rupa menyeramkan . Dalam Lontar Purwa Bhumi Kemulan, disebutkan nama-nama Bhuta Kala yang diciptakan dari yoga Bhatari Durga yang menghuni seluruh tempat, antara lain : . - Singha Kala di tanah - Kala Wisesa di langit - Bhuta Lamis di batu - Wisnu Pujut di malam hari - Bangbang Pita di siang hari - Kala Nundang di jalan - DoraKala di pintu gerbang - Hyang Maraja di halaman - Bhuta suci di sanggar - Bhuta Sayah di Bale agung - Kala Graha di Kuburan - Bhuta Ngadang di persimpangan jalan - Kala Dungkang di bebaturan - Bhuta Duleg di bawah tempat tidur - Bhuta Ndelik di bilah-bilah bambu galaran - Bh...