Rahajeng Pemagpag Kajeng Kliwon Enyitan lan Rahina Tilem
.
Menyiasati adanya fenomena pria atau suami hidung belang, dan KDRT, rupanya para wanita atau istri di Bali pada zaman dahulu mengambil tindakan halus dan gaib untuk “melawan” suami-suami mereka, dengan ilmu "Penangkeb".
.
“Penangkeb”, adalah sarana gaib agar orang lain atau orang banyak menjadi tunduk. Dengan demikian orang tersebut dapat mengendalikan, mengarahkan, atau menguasai, orang lain atau orang banyak sesuai dengan keinginannya dengan bantuan mahkluk halus. Orang yang telah terkena ilmu penangkeb tak ubahnya seperti kerbau yang dicocok hidungnya, sehingga akan menjadi penurut sesuai perintah atau keinginan dari orang yang mengenakan ilmu penangkeb.
.
Penangkeb biasanya digunakan oleh wanita atau istri agar pria atau suami menjadi penurut, takut dan tunduk pada dirinya. Penangkeb bisa diperoleh dari seorang dukun ilmu hitam dengan harga yang cukup tinggi. Dikalangan penekun spiritual, Penangkeb diasumsikan adalah proses awal dari suatu ilmu leak, dimana seorang pengguna penangkeb lama-kelamaan bisa mengusai ilmu leak tertentu tanpa disadarinya, pernyataan ini bisa benar bisa juga salah.
.
Munculnya wanita pengguna ilmu Penangkeb kemudian menjadi penekun Leak, tentu di latarbelakangi oleh kepuasannya pada hasil-hasil yang mengejutkan dengan cara-cara gaib, hingga mereka ketagihan menggunakan cara gaib lain dengan motif dan tujuan lain, inilah yang menyeret mereka untuk “jatuh” menuju tindakan-tindakan sesat.
.
Pada situasi ini, wanita yang tadinya merasa terpinggirkan, teraniaya, tetinjak-injak dan lain-lain, kini bisa menjadi sebaliknya, ia ingin tampil sebagai manusia dengan kekuatan lebih dengan tindakan-tindakan gaibnya; inilah yang menyebabkan munculnya fenomena Penangkeb yang akhirnya berlanjut menjadi Ilmu Leak. Diperlukan pertimbangan matang dalam menggunakan kekuatan gaib Penangkeb, karena diyakini dapat menyebabkan pria atau suami yang menjadi sasarannya akan terkesan bodoh, mereka secara lambat namun pasti akan kehilangan wibawa dan tidak mau menuruti kata orang lain selain istrinya.
.
Dikutip Via: @calonarangtaksu
.
Menyiasati adanya fenomena pria atau suami hidung belang, dan KDRT, rupanya para wanita atau istri di Bali pada zaman dahulu mengambil tindakan halus dan gaib untuk “melawan” suami-suami mereka, dengan ilmu "Penangkeb".
.
“Penangkeb”, adalah sarana gaib agar orang lain atau orang banyak menjadi tunduk. Dengan demikian orang tersebut dapat mengendalikan, mengarahkan, atau menguasai, orang lain atau orang banyak sesuai dengan keinginannya dengan bantuan mahkluk halus. Orang yang telah terkena ilmu penangkeb tak ubahnya seperti kerbau yang dicocok hidungnya, sehingga akan menjadi penurut sesuai perintah atau keinginan dari orang yang mengenakan ilmu penangkeb.
.
Penangkeb biasanya digunakan oleh wanita atau istri agar pria atau suami menjadi penurut, takut dan tunduk pada dirinya. Penangkeb bisa diperoleh dari seorang dukun ilmu hitam dengan harga yang cukup tinggi. Dikalangan penekun spiritual, Penangkeb diasumsikan adalah proses awal dari suatu ilmu leak, dimana seorang pengguna penangkeb lama-kelamaan bisa mengusai ilmu leak tertentu tanpa disadarinya, pernyataan ini bisa benar bisa juga salah.
.
Munculnya wanita pengguna ilmu Penangkeb kemudian menjadi penekun Leak, tentu di latarbelakangi oleh kepuasannya pada hasil-hasil yang mengejutkan dengan cara-cara gaib, hingga mereka ketagihan menggunakan cara gaib lain dengan motif dan tujuan lain, inilah yang menyeret mereka untuk “jatuh” menuju tindakan-tindakan sesat.
.
Pada situasi ini, wanita yang tadinya merasa terpinggirkan, teraniaya, tetinjak-injak dan lain-lain, kini bisa menjadi sebaliknya, ia ingin tampil sebagai manusia dengan kekuatan lebih dengan tindakan-tindakan gaibnya; inilah yang menyebabkan munculnya fenomena Penangkeb yang akhirnya berlanjut menjadi Ilmu Leak. Diperlukan pertimbangan matang dalam menggunakan kekuatan gaib Penangkeb, karena diyakini dapat menyebabkan pria atau suami yang menjadi sasarannya akan terkesan bodoh, mereka secara lambat namun pasti akan kehilangan wibawa dan tidak mau menuruti kata orang lain selain istrinya.
.
Dikutip Via: @calonarangtaksu
Komentar
Posting Komentar