Aku adalah merupakan bagian dari sekian banyak orang yg selalu mengharapkan bisa memperoleh seluruh kesenangan duniawi yg tanpa adanya kerisauan pada diri sendiri.
Pada suatu ketika ada seseorang memberitahu atau mengajariku tentang suatu cara untuk mengejar semua ambisi dan kehendak, Dan saat itu pula aku baru bisa merasakan memperoleh pelepasan kerisauan diri.
Kalau aku pikir diriku sendiri, adalah orang yg tidak pernah berpikir panjang dan selalu mempercayai apa yg aku dengar, sehingga pada akhirnya aku terjatuh ke jalan yg sesat.
Dalam penglihatanku, banyak juga orang yg seperti diriku, yg selalu mengejar kesenangan dan kenikmatan hidup, apakah ini salah?
Ternyata tujuanku dan mereka sama, namun jalan untuk mencapainya berbeda, dengan jalannya masing-masing, aku dan mereka dapat membuat diri merasa harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk menikmati hidup, dan harap dimaklumi saja.
Pernah aku mendengar ada pertanyaan, "Apakah menikmati hidup adalah harapan tertinggi bisa dimiliki seseorang?
Benarkah tindakan mengejar ambisi dan keinginan secara membabi buta dapat digolongkan kedalam pola hidup yg sehat?.
Apakah nafsu dan keinginan pribadi dapat dianggap sebagai sesuatu yg suci?".
Di dalam sebuah proses kehidupanku pada kenyataannya, membiarkan diri sendiri terjerat nafsu duniawi tidak akan pernah bisa memberikan kebahagiaan yg sesungguhnya.
Aku pikir malah sebaliknya, nafsu duniawi akan menyebabkan aku menjadi malas, serakah yg tidak ada batasnya dan yg pasti akan mengundang para iblis menuntun diriku menuju ke arah jalan yg sesat.
Ada seorang tetua memberikanku sebuah nasihat yg sangat baik, "Nafsu dan ambisi manusia tidak akan pernah mencapai titik kepuasan, oleh karena itu jika kamu tidak mengontrolnya dengan baik, maka dirimu sendiri yg akan terperosok dalam kehancuran.
Nafsu dan ambisiku tidak bisa memperoleh kebebasan, nafsu dan ambisiku sama seperti tali jaring yg mengurung diriku, semakin aku bernafsu, jaring itu akan semakin kuat mengikat diriku".
Sebuah catatan untuk diriku sendiri,
Jika aku ingin memperoleh pelepasan sejati, aku tidak boleh membiarkan nafsu duniawi menguasai jiwaku.
Dengan mengekang nafsu duniawi, mungkin saja aku akan mampu mengurangi atau bahkan memotong tali jaring kesesatan yg mengikat diriku hingga putus.
RAHAYU
Pada suatu ketika ada seseorang memberitahu atau mengajariku tentang suatu cara untuk mengejar semua ambisi dan kehendak, Dan saat itu pula aku baru bisa merasakan memperoleh pelepasan kerisauan diri.
Kalau aku pikir diriku sendiri, adalah orang yg tidak pernah berpikir panjang dan selalu mempercayai apa yg aku dengar, sehingga pada akhirnya aku terjatuh ke jalan yg sesat.
Dalam penglihatanku, banyak juga orang yg seperti diriku, yg selalu mengejar kesenangan dan kenikmatan hidup, apakah ini salah?
Ternyata tujuanku dan mereka sama, namun jalan untuk mencapainya berbeda, dengan jalannya masing-masing, aku dan mereka dapat membuat diri merasa harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk menikmati hidup, dan harap dimaklumi saja.
Pernah aku mendengar ada pertanyaan, "Apakah menikmati hidup adalah harapan tertinggi bisa dimiliki seseorang?
Benarkah tindakan mengejar ambisi dan keinginan secara membabi buta dapat digolongkan kedalam pola hidup yg sehat?.
Apakah nafsu dan keinginan pribadi dapat dianggap sebagai sesuatu yg suci?".
Di dalam sebuah proses kehidupanku pada kenyataannya, membiarkan diri sendiri terjerat nafsu duniawi tidak akan pernah bisa memberikan kebahagiaan yg sesungguhnya.
Aku pikir malah sebaliknya, nafsu duniawi akan menyebabkan aku menjadi malas, serakah yg tidak ada batasnya dan yg pasti akan mengundang para iblis menuntun diriku menuju ke arah jalan yg sesat.
Ada seorang tetua memberikanku sebuah nasihat yg sangat baik, "Nafsu dan ambisi manusia tidak akan pernah mencapai titik kepuasan, oleh karena itu jika kamu tidak mengontrolnya dengan baik, maka dirimu sendiri yg akan terperosok dalam kehancuran.
Nafsu dan ambisiku tidak bisa memperoleh kebebasan, nafsu dan ambisiku sama seperti tali jaring yg mengurung diriku, semakin aku bernafsu, jaring itu akan semakin kuat mengikat diriku".
Sebuah catatan untuk diriku sendiri,
Jika aku ingin memperoleh pelepasan sejati, aku tidak boleh membiarkan nafsu duniawi menguasai jiwaku.
Dengan mengekang nafsu duniawi, mungkin saja aku akan mampu mengurangi atau bahkan memotong tali jaring kesesatan yg mengikat diriku hingga putus.
RAHAYU
Komentar
Posting Komentar