PURA KEREBAN LANGIT DI SADING
Sebutan seribu Pura yang disematkan pada
pulau Bali ini memang memiliki alasan yang kuat, karena memang pulau ini
dipenuhi oleh pura tempat peribadatan bagi umat Hindu, keberadaan sejumlah pura
tersebut banyak yang populer bagi wisatawan ataupun warga lokal karena menjadi
tujuan wisata diantaranya pura Besakih, Tanah Lot, Ulun Danu Beratan dan
Uluwatu, tetapi ada juga yang letaknya unik dan tersembunyi yang masih jarang
diketahui orang seperti salah satunya Pura Kereban Langit yang terletak di
Banjar Pekandelan, desa Sading, Kec. Mengwi, Kabupaten Badung.
Nama Pura Kereban (Keraban) Langit, memang
belum begitu dikenal banyak orang secara luas di Bali, pura ini tergolong pura
Dang Kahyangan, tempatnya yang unik dengan bangunan dan pelinggih didesain
berbeda dibandingkan pura pada umumnya di Bali, pura Keraban Langit juga
memiliki latar belakang yang unik juga dan dipercaya bisa memberikan anugerah
bagi orang-orang yang memerlukan bantuan dengan permohonan yang tulus iklas,
kusuk dan keyakinan yang tinggi.
Pura Kereban Langit Di Tengah Goa Dan
Beratapkan Langit
Lokasi Pura Kereban langit di desa Sading
ini memang terbilang unik, terletak di tengah goa dinding tebing di tepi sungai
Sading. Seperti yang kita ketahui ada sejumlah pura di Bali yang terletak dalam
sebuah gua diantaranya pura Goa Lawah, Pura Goa Giri Putri, Batu Pageh dan Goa
Raja, dan kini kita ketahui lagi keberadaan Pura Kereban Langit yang terletak
pada sebuah goa menambah deretan nama pura yang tergolong unik di Bali yang
terletak pada sebuah gua, bagi mereka pecinta alam spiritual tentu Pura Kereban
Langit akan menjadi menarik.
Seperti namanya pura Kereban Langit atau
dikenal juga dengan Keraban Langit, berasal dari kata “kereb” yang artinya
atap, sehingga diartikan sebagai pura beratapkan langit, bagaimana bisa sebuah
goa beratapkan langit, nah di sini keunikan lainnya, sehingga tergolong berbeda
dibandingkan tempat lainnya, karena di tengah goa tempat pura berada pada
bagian atasnya terdapat lubang besar tembus menghadap ke langit, sehingga
beberapa bagian gua memang beratapkan langit dan bagian lainnya beratapkan batu
padas, membuat ruangan di tengah ruangan menjadi terang.
Desain alam ini membuat ruangan gua tampil
unik dan menarik, memancarkan aura magis yang kental, tidak mengherankan
ruangan dalam gua di Pura Kereban Langit juga sering digunakan sebagai tempat
bermeditasi. Di dalam pura terdapat sejumlah pelinggih, seperti pelinggih Padma
yang merupakan pelinggih dari Ratu Gede Lingsir, kemudian pelinggih Ratu Ayu
dan Ratu Made, di depan padma terdapat patung terakota dan sejumlah patung
penjaga, bagian luar goa terdapat penyawangan Ida Bhatara Batu Bolong dan Ida
Bhatara Ratu Gede Dalem Ped.
Di tengah goa atau bagian utama mandala
pura, ada tempat air suci yang dianamakan Tirta Salaka, yang memiliki latar
belakang dan sejarah unik mengenai keberadaan Tirta Salaka tersebut, yang mana
tempat ini selain sebagai tempat meditasi juga dipercaya untuk memohon (nunas)
anak atau keturunan, sehingga bagi mereka yang susah memiliki anak dan sudah
dengan proses medis belum juga mendapatkan hasil, maka ada baiknya mencoba
untuk memohon anugerah di Pura Kereban Langit di desa Sading ini.
Di kawasan Pura Kereban Langit juga
terdapat tempat melukat, pada bagian bawah sebelah Selatan pura terdapat sebuah
beji dengan 5 buah pancuran, air jernih berasal dari mata air alami, sebelum
memulai persembahyangan maka mereka yang pedek tangkil (bersembahyang) di areal
utama pura, akan membersihkan diri dan menyucikan diri pada pancuran tersebut.
Jika memang ingin memohon atau nunas anugerah sedikitnya bawalah satu buah
pejati untuk pelinggih di dalam goa dan perbanyak bawa canang sari untuk
pelinggih di areal pura dan juga tempat (genah) melukat di pancuran.
Piodalan di Pura Kereban Langit bertepatan
pada hari Buda Wage Ukir, selain itu pada saat-saat bertepatan dengan hari raya
seperti Banyupinaruh, Saraswati, Siwarati, Purnama dan Tilem, banyak warga yang
datang untuk bersembahyang. Tetapi di luar hari raya ada kemungkinan jro mangku
tidak berada di pura dan goa tempat persembahyangan dikunci, dan jika seperti
itu anda bisa menghubungi jro mangku melalui no hp yang tersedia di dalam pura.
Yang cukup menarik dan berbeda di sini adalah, saat persembahyangan jro Mangku
tidak menggunakan genta dalam pelaksanaan yadnya.
Pura Kereban Langit lokasinya mudah
dijangkau, terletak di pinggir sungai, jauh dari keramaian, hamparan sawah dan
rimbunan pohon di sepanjang sungai terasa sejuk menyegarkan, nuansa alamnya
tenang dan damai. Jarak dari pusat kota Denpasar sekitar 11 km sedangkan dari
pusat Puspem Badung sekitar 3 km. Akses ke lokasi sangat mudah bisa dengan
kendaraan sepeda motor dan mobil, dari jalan raya Sading, belok menuju jalan
Keraban Langit, jalan lurus sekitar 150 meter sampai mentok di ujung jalan maka
anda tiba di Pura Kereban langit, gunakan peta google, peta tersebut sangat
akurat.
Sejarah Pura Kereban Langit
Menurut penuturan warga, sejarah kapan
didirikan pura Kereban Langit belum begitu jelas, namun bisa dipastikan, goa
tempat pura tersebut berada ditemukan pada abad XI, dibuktikan dengan prasasti
Sading, karena dalam prasasti yang berangka Isaka 923 atau 1001 tahun Masehi
dalam masa pemerintahan Raja Sri Udayana, keberadaan goa tersebut sudah
disebutkan, bisa dibilang pura ini adalah peninggalan sejarah Bali masa lalu
dan bisa menjadi cagar budaya. Pada tahun 1076 Masehi, nama desa yang semula
bernama Bantiran berubah menjadi desa Sading, dan saat itulah muncul juga nama
Kereban Langit.
Diceritakan sebelum lahirnya raja kembar
yaitu Sri maharaja Masula-Sri Masuli memerintah Bali, kelahiran beliau dimulai
dari permohonan ayahandanya yang memohon kepada Ida Bhatara Gunung Agung (Toh
Langkir), karena lama belum dikaruniai anak, maka beliau memohon anugerah
kepada Ida Bhatara agar permaisurunya segera memiliki anak. Didapatkan petunjuk
agar dicari Tirtha Salaka.
Raja mengutus seorang brahmana untuk
menemukan tirta tersebut, dalam perjalanannya bertemu sebuah goa Kereban
Langit, di dalam gua terdapat seorang pertapa, di sanalah sang Brahmana
menceritakan tujuannya dan akhirnya diketahui bahwa ada sebuah mata air di
dalam goa Kereban Langit dan air tersebut adalah Tirtha Salaka. Air suci
tersebut dihaturkan ke permaisuri, pada akhirnya sang permaisuru hamil dan
melahirkan anak kembar buncing bernama Sri Masula-Sri Masuli.
Semenjak itulah, pura Kereban langit dan
air suci yang mengalir di dalam goa yang dinamakan Tirtha Salaka tersebut
dipercaya bisa memberikan anugerah bagi mereka yang kesulitan memiliki anak
ataupun keturunan.(@merta81)
Komentar
Posting Komentar