Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2020

Manusia Alam

 _*Manusia Alam*_ Mari berguru pada alam. Guru yg berasal dari tanah tinggal di hisung. Yg dikuasainya adalah ilmu bau. Guru tanah di hidung menjelaskan mengaap hidung menghadap ke bawah. Penjelasannya, karena dari unsur tanah di bawah asal semua bau. Banyak hal diajarkan oleh guru tanah di hidung. Misalnya, ada tiga lubang hidung. Lubang kiri, lubang kanan, dan lubang di tengah-tengah. Yg dimaksudkan lubang di tengah-tengah adalah lubang di ujung hidung (tungtunging grana). Lubang kiri kanan selalu dalam keadaan terbuka. Sedangkan lubang di tengah-tengah keadaannya tertutup. Agar bau tidak masuk, lubang yg terbuka itu ditutup. Agar amerta turun dari langit ke bumi, lubang yg tertutup itu dibuka. Yg disebut langit adalah bagian atas kepala. Yg disebut bumi adalah bagian dari lidah ke bawah. Amerta turun dari langit ke bumi melalui ujung hidung dan ujung lidah. Guru tanah di hidung adalah dewa. Pemujaan kepadanya dilakukan dengan mempertemukan kedua ujung pandangan di ujung hidung. ...

Meditasi Bhaerawa

 *MENGAPA TAKUT BERMEDITASI BHAERAWA* ? " PENDAYAGUNAAN ajaran BHAERAWA " Seorang pemuja Bhaerawa memiliki 3 urutan tahap dalam proses mendayagunakan ajaran Bhaerawa dalam dirinya yaitu : 1. Pariyati Bhaerawa. Artinya adalah mempelajari teori-teori ajaran Bhaerawa. 2. Patipatti Bhaerawa. Artinya adalah mempraktekkan teori ajaran Bhaerawa yang telah dipelajarinya tersebut dengan cara menyebarkan ajaran Cinta Kasih (moralitas) dan Samadhi (meditasi). 3. Pativedha Bhaerawa. Artinya adalah memperoleh hasil dari mempraktekkan teori ajaran Bhaerawa tersebut berupa : - kebahagiaan. - kebijaksanaan. - kedamaian batin. - kesehatan jasmani. - pencapaian Kebebasan Jiwa ( ini yang paling utama dan paling berharga ). - dll. Di sini terlihat bahwa pelaksanaan meditasi secara Bhaerawa harus diawali dengan mengerti terlebih dahulu teori-teori ajaran Bhaerawa paling tidak dasar-dasarnya. Tanpa memahami dasar-dasar ajaran Bhaerawa, maka sudah dapat dipastikan meditasi yang dilakukan akan terse...

Satru Ring Awak

 _*Iki Katuturan Satru Ring Awakta*_ Sujatininya lwire : mata, kuping, cunguh, rawos, purus, lima, kulit, silit, batis, tanah, langit, geni, banyu, angin, surya, bintang, bulan, meme, bapa, piank, ngendusin, pules. Sami *suwa*, suwa ngaran lewih.  Sami sarwa tumuwuhe dadi ruang musuh ring raga, sami mulih ring lampah ala ayu, ya anggon meme, anggon bapa, anggon nyama, anggon dewa, anggon kala, anggon bhuta, ento pilihin genahang ring raga apang dadi ruang, apang dadi pengidupan, pangupa jiwa, apang tusing paling, sane jati kaden tuara, ane tusing kaden saja, apang eda salah surup ring awak.  Dadi ditu ada atma, ya dewa, ya nyama, ya meme, ya bapa, ya pati atma dadi guruning awak, dadi inget dadi engsap, jani patitis, eda ngulah laku lampahe, pelajahin apang bisa ngala ayuang. Kenehe nyanan apang tawang, ngendusin apang tawang bayune, mesuang apine apang tawang, buin pidan bakal mati apang tawang, teken krodane apang tawang, teken momone apang tawang, ne ring jaba jero apa...

Manusia Bhuta

_*Manusia Bhuta*_ Ada lima jenis bhuta yang pokok. Urutannya dari atas ke bawah adalah : udara, angin, api, air, dan tanah. Kelimanya dinamakan Panca Mahabhuta Tattwa. Ada beberapa cara membaca urutan Panca Mahabhuta itu. Apabila dibaca dari atas ke bawah, maka pembacaannya menjadi seperti berikut ini. Dari udara muncullah angin. Dari angin muncullah api. Dari api muncullah air. Dan dari air muncullah tanah.  Urutan dari atas ke bawah seperti ini adalah evolusi penciptaan. Bhuta yg ada di atas menciptakan bhuta yg ada di bawahnya. Oleh karena itu, bhuta yg ada di bawah mengandung unsur bhuta yg ada di atasnya. Jadi, tanah sebagai bhuta yg ada paling bawah mengandung semua unsur bhuta yg ada di atasnya.  Kalau dibaca dari bawah ke atas, maka itu adalah proses peleburan atau prelina. Pembacaannya kurang lebih menjadi seperti berikut ini. Tanah lebur ke dalam air. Air lebur ke dalam api. Api lebur ke dalam angin. Dan angin lebur ke dalam udara. Dalam banyak pustaka, konsep pelebu...